MONDOK ITU MENYENANGKAN




PONDOK PESANTREN RIYADHUL JINAN 
Alamat》
Jl.AMD Manunggal XIX Kp.pasir sempur rt016/002des.bojot kec.jawilan serang banten 


Assalamualaikum wr wb.

Utawi iki iku,

Selamat beristirahat santai santui salawasna,
Tetap semangat haus akan ilmu agama aplikasikan ajaran/perintah baik sang guru teori&praktekan dalam keseharian baik di dalam pondok lingkungan maupun luar pondok, karena itu sebagian dari dakwah tak di sengaja.(Ikhlas sesungguhnya)

Jadilah contoh baik minimal di keluarga masing-masing,menyongsong masa depan mulia berguna bagi agama dan bangsa.

يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجاتٍ
أي ويرفع العلماء منكم درجات بما جمعوا من العلم والعمل

وإذا كان لا رتبة فوق النبوة فلا شرف فوق شرف الوراثة لتلك الرتبة
□■Tidaklah seseorang menjadi mulia tanpa ilmu,!
Dan ilmu adalah jalan menuju syurganya,
من سلك طريقا يطلب به علما سهّل الله له طريقا إلى الجنّه
(رواه البخارى)
□□□Kutipan.
Dalam riwayat disebutkan, “Barangsiapa berangkat di pagi hari untuk mencari ilmu, malaikat memintakan ampunan untuknya dan diberkahi hidupnya” (HR Abu Umar al-Qurthubi).
Riwayat lain menyebutkan “Barangsiapa yang bergegas pergi ke Masjid dalam keadaan tidak menginginkan kecuali untuk belajar ilmu maka ia akan mendapatkan pahala layaknya pahala orang yang berhaji secara sempurna” (HR al-Thabrani).    Kedekatan orang alim dan pembelajar diibaratkan Nabi seperti dua jari telunjuk dan jari tengah, keduanya saling menempel, derajat mereka berdua jauh meninggalkan manusia yang lain. Dalam sebuah riwayat Nabi bersabda “Orang alim dan pembelajar layaknya jari ini dan jari yang ini (beliau mengumpulkan antara jari telunjuk dan jari tengah yang berada di sampingnya), keduanya bersekutu dalam pahala, tiada kebaikan untuk segenap manusia selain kedua orang tersebut" (HR Ibnu Majah, Abu Nu’aim dan lainnya).   Nabi berpesan agar umatnya tidak melepaskan diri dari salah satu lima status, yaitu ahli ilmu, pembelajar, pendengar dan pecinta mereka. Dalam sebuah riwayat beliau bersabda “Jadilah orang yang alim ataupun orang yang belajar keilmuan ataupun orang yang senantiasa mendengarkan ilmu atau orang yang suka akan hal itu dan jangan sampai kamu menjadi orang yang ke lima, sebab kamu akan menjadi orang yang rusak” (HR al-Thabrani, al-Darimi dan lainnya).   Orang kelima yang dimaksud dalam hadits di atas adalah mereka yang membenci ilmu dan ulama. Syekh Abdurrauf al-Manawi mengatakan:   قال عطاء وقال لي مسعر زدتنا خامسة لم تكن عندنا والخامسة أن تبغض العلم وأهله فتكون من الهالكين وقال ابن عبد الله البر: هي معاداة العلماء أو بغضهم ومن لم يحبهم فقد أبغضهم أو قارب وفيه الهلاك   “Atha’ berkata, berkata kepadaku Mis’ar, tambahkanlah yang kelima yang tidak ada di sisi kami, yaitu engkau membenci ilmu dan ahlinya, maka akibatnya engkau termasuk orang-orang yang rusak. Berkata Ibnu Abd al-Barr, yang kelima adalah memusuhi ulama atau membencinya. Barangsiapa tidak cinta ulama maka ia telah membencinya atau mendekati benci dan di situlah kebinasaan” (Syekh Abdurrauf al-Manawi, Faidl al-Qadir, juz 2, hal. 17).
■■■■■

Kebersamaan tidak bisa diukur dengan banyak atau sedikitnya makanan, melainkan diukur dari banyaknya yang berebut makanan itu.”Rewog be.. he he he 😁


Facebook.pondok pesantren Riyadhul jinan

Youtube. pondok ku keren





11 mei 2020







١٩ رمضان..١٤٤١ھ


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ayo mondok

Enam syarat menuntut ilmu